Semua pasti setuju, naik motor matic itu lebih praktis kan BroSis. Hanya perlu gas-rem, tidak perlu oper gigi atau tarik kopling. Kemudahan berkendara motor matic tersebut, ditunjang oleh transmisi otomatis jenis continuously variable transmission (CVT).
Namun transmisi CVT juga punya kekurangan. Transmisi CVT sangat tinggi friction loss dan sistem puli yang mengharuskan putaran tinggi untuk bisa melajukan motor. Hal ini membuat motor matic cenderung lebih boros bahan bakar dibanding motor manual dengan mesin yang sebanding. Tentu kita ingin motor yang hemat bahan bakar. Apalagi saat ini harga bahan bakar semakin tinggi. Tahukah kamu Bro Deltalube, ternyata ada banyak penyebab motor matic kita boros bahan bakar. Yuk kita simak BroSis, agar motor kita bisa tetap efisien.
1. Modifikasi Bagian CVT
Komposisi racikan pada bagian CVT, sudah dipertimbangkan dengan matang oleh produsen. Produsen sudah mempertimbangkan berbagai kondisi jalan dan skenario berkendara, sehingga motor tetap seimbang dari segi performa dan efisiensi.
Tapi banyak saja modifikasi yang dilakukan pemilik, atas dasar untuk meningkatkan performa. Hal paling sering adalah mengganti roller. Roller diganti lebih ringan dari standar dengan harapan motor lebih ringan dalam akselerasi. Tapi dampaknya, mesin akan meraung lebih tinggi di setiap rentang kecepatan, dibanding pakai roller standar. Putaran mesin yang tinggi, tentu membuat mesin lebih banyak mengkonsumsi bahan bakar. Modifikasi pada bagian per CVT dan per sentrifugal, berefek dan berdampak mirip dengan penggantian roller. Jadi pertimbangkan.
2. Modifikasi Tampilan Motor
Modifikasi eksterior pada motor matic bisa berpotensi bikin boros bahan bakar. Misalnya penggantian ukuran dan pelek yang lebih lebar dari standar. Meningkatnya ukuran ban dan pelek, bisa menambah berat dan rolling resistance ban dengan aspal yang berpotensi membuat BBM lebih boros. Boks barang tambahan juga bisa bikin motor tambah berat, dan boros BBM.
3. Salah Pilih Oli
Pastikan ganti oli secara teratur, dan gunakan spesifikasi dan kekentalan sesuai rekomendasi pabrikan. Penggunaan oli yang lebih kental dari standarnya, bisa berpotensi membuat bahan bakar sedikit lebih boros.