Sebagai kelengkapan standar, filter udara mesin motor dirancang untuk menyaring udara sebelum masuk ke karburator atau injektor. Manfaatnya, debu dan kotoran yang bercampur dengan udara bebas tidak akan menghambat kinerja peranti pengabut bahan bakar.
Namun, bagi pecinta kecepatan, komponen standar ini kurang diminati. Pasalnya, dengan filter udara standar pasokan udara ke ruang bakar dirasa kurang maksimal. Tak ayal, banyak yang mengaplikasi filter udara aftermarket yang dapat meningkatkan performa mesin.
Bahkan untuk menghilangkan hambatan aliran udara ke ruang bakar, banyak pemilik motor yang melepas filter udara standar. Benarkah cara ini ada konsekuensinya? Berikut beberapa keuntungan dan kerugiannya.
Melepas filter udara ini menguntungkan bila disertai setting karburator atau injektor yang tepat. Akselerasi jadi lebih enteng dan responsif. Selain itu suplai udara di ruang bakar lebih banyak. Biasanya disebut “napas” lebih panjang.
Hal ini umumnya diaplikasi pada motor balap. Mesin yang sudah di-bore up maupun di-setting untuk balapan, membutuhkan suplai udara lebih banyak.
Melepas filter udara dapat menimbulkan sederet kerugian. Bila diaplikasi pada motor standar, efek yang paling terasa adalah konsumsi bahan bakar makin boros. Soalnya, suplai bensin yang masuk ke ruang bakar juga disetel lebih banyak, menyesuaikan pasokan udara yang bertambah.
Kerugian lain, karburator maupun injektor jadi cepat kotor yang mengakibatkan spuyer atau nosel injektor cepat tersumbat debu/kotoran. Serta dapat membuat baret skep karburator.
Dalam waktu sekitar 2-3 bulan, piston, silinder dan ruang bakar pun lebih cepat kotor. Ujungnya harus sering servis besar agar performa tetap maksimal.
Secara umum, melepas filter udara mesin lebih banyak ruginya ketimbang manfaatnya. Untuk meningkatkan performa mesin, sebaiknya hindari melepas filter udara.
Melainkan memakai filter udara aftermarket yang memiliki hambatan rendah. Sehingga suplai udara lebih besar terpenuhi, tapi tetap menjaga kualitas kebersihan udara yang masuk ke mesin.